Minggu, 20 Februari 2011

Kewalian Gus Dur Masuk Akal


Jumat, 11 Februari 2011 14:30 Jakarta, NU Online
Polling yang dilakukan NU Online antara 30 Desember 2010-11 Februari tentang kewalian Gus Dur menunjukkan sebanyak 49 persen percaya Gus Dur  seorang wali, 27 persen mempercayai Gus Dur orang cerdas dan multibakat, 18 persen menganggap Gus Dur orang biasa dan 6 persen mengaku tidak tahu.

Wakil Sekjen PBNU Enceng Sobirin Najd mengaku tidak heran terhadap persepsi masyarakat tersebut karena kewalian Gus Dur sangat masuk akal.

“Gus Dur memiliki banyak keistimewaan, tak hanya terlihat saat hidup, tetapi juga setelah meninggal dan kelebihannya ini tak hanya diakui oleh para pengikutnya, tetapi juga musuh-musuhnya,” katanya, Jum’at (11/2).

Ia menjelaskan banyak sekali pernyataan dan ungkapan Gus Dur yang terbukti setelah ia meninggal, salah satu yang sering dirujuk orang adalah tentang sikap DPR yang seperti taman kanak-kanak.

Masyarakat Indonesia, kata Enceng yang berkarir lama di lembaga penelitian LP3ES, meyakini bahwa semuanya yang bisa dipercaya tak harus inderawi,. Fenomena wali merupakan salah satu wujud keyakinan adanya hal-hal yang sifatnya spiritual dan diluar kemampuan manusia biasa.

“Menurut ajaran Islam, yang tahu seorang wali diantara sesama wali itu sendiri. Kewalian akan dipercaya orang kalau sudah meninggal. Gus Dur masuk kriteria seperti itu,” katanya.

Kalangan yang mengikuti pendekatan saintis, hanya percaya apa saja yang bisa dinalar, sehingga tidak percaya adanya fenomena kewalian. Tetapi mereka tetap percaya bahwa seseorang memiliki kelebihan tertentu diatas kemampuan rata-rata manusia.

Adanya kewalian Gus Dur, melalui sebuah polling melalu jaringan internet juga menunjukkan, kalangan yang memiliki akses luas terhadap intenet dan informasi secara global tetap meyakini fenomena kewalian, termasuk pada Gus Dur. (mkf)

Gus Ipul: Keberanian Gus Dur Tanda Kewalian


Jumat, 18 Februari 2011 13:30 Jakarta, NU Online
Tak ada orang yang tahu seseorang telah menjadi wali atau kekasih Allah keciali wali lainnya. Meskipun demikian H Saifullah Yusuf, wakil gubernur Jawa Timur juga yakin akan kewalian yang ada pada Gus Dur.

Ia merujuk pada sebuah ayat Qur’an, Ala inna aulia allahi la khoufun alaihim wala hum yahzanuun yang dalam arti bebasnya, para wali merupakan orang yang tidak punya rasa takut kecuali pada Allah.

“Gus Dur pada batas tertentu diatas rata-rata keberaniannya, ketakutannya terhadap urusannya dunia terbukti tak pernah menghalangi perjuangan dia untuk, katakanlah menolong ummat, membantu masyarakat, maka ia tak punya rasa takut kepada apa pun kecuali Allah,” katanya, Kamis (17/2). 

Mengenai aspek mistis dari Gus Dur, Saifullah Yusuf yang masih keponakan ini mengaku tak pernah melihat sesuatu yang di luar nalar dari Gus Dur.

“Ndak ada mistis dari Gus Dur, tetapi beliau ahli silaturrahmi, baik pada yang hidup atau pun yang mati. Al ahyak minhum wal amwat. Wong NU kalau ketemunya yang urip (hidup) saja, kurang NU. Diparani kabeh (didatangi semua), ini ciri khas NU,” tuturnya.

Tentang hubungan pribadinya yang ngak selalu cocok, ia menjelaskan, Gus Dur yang ngajarkan perbedaan. “Gus Dur ngerti ini konsekuensi apa yang selama ini diyakini. Dia membesarkan orang yang suatu ketika berhadapan dengan dirinya, baik dari sisi pemikiran dan politik, itu biasa, baginya. Dan ini dibawa sampai meninggal,” paparnya.

Ia menambahkan kembali bahwa seorang wali memiliki keunggulan komparatif dibanding manusia biasa, melampaui umumnya manusia, baik dalam akidahnya atau ketaqwaannya.

“Saya mengaggap Gus Dur diatas rata-rata, karena diberi di atas rata-rata berarti kekasih Allah. Gus Dur ora duwe wedi,” tandasnya. (mkf)

Banyak Orang Alim Jasadnya Tetap Utuh


Ahad, 20 Februari 2011 07:36 Surabaya, NU Online
Ketika makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebuireng Jombang ambles, Selasa (15/2/2011), kain kafannya terlihat tetap putih bersih. Jasadnya masih utuh. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Ahli Geologi Yogyakarta Agus Hendratno pernah menyatakan, dari teori geologi, memang bisa saja jasad manusia yang dikubur akan tetap utuh. Penyebabnya mungkin saja di dalam tanah itu tidak terdapat hewan organik yang bisa mengubah jasad manusia, seperti kulit dan daging menjadi tanah.

"Sebenarnya peristiwa utuhnya jenazah masuk lebih kepada urusan spiritual. Tapi kalau mau dikait-kaitkan ke dalam teori geologi, bisa saja di liang lahat itu tidak terdapat hewan organik," urainya seperti dilansir beritajatim.com.

KH Said Budairy juga pernah membahas jasad yang diketahui masih utuh walau sudah meninggal beberapa tahun. Menurutnya, jasad itu dilindungi oleh Allah. "Kejadian seperti itu sudah sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Dan biasanya yang jasadnya seperti itu adalah orang-orang yang hafidz Alquran dan alim," jelasnya.

Ditambahkannya, untuk melihat kealiman si jenazah bisa dilihat dari perjalanan hidup almarhum. "Dan kalau seperti yang saya dengar kiai itu sebagai orang yang ahli ilmu, itu sudah tidak salah lagi. Berarti kiai itu dilindungi Allah di dalam kuburnya," imbuhnya.

Sekadar diketahui, peristiwa jasad utuh memang tidak hanya dialami oleh Gus Dur. Bulan Agustus tahun 2009, warga Tangerang dikagetkan ketika menyaksikan jasad Kiai Abdullah Mukmin masih utuh. Padahal usia jasad tersebut sudah 26 tahun. Kiai Abdullah adalah seorang guru agama. Pada tahun 1950-an, setelah belajar di Darul Ulum, dia ke Makkah selama 25 tahun.

Peristiwa yang sama terjadi di Banjarmasin September 2009. Saat itu makam Murah bin Jamil dibongkar untuk dipindahkan, pihak keluarga kaget, kondisi rangka, kulit, daging rambut dan gigi masih tetap terpasang. Padahal Murah bin Jamil telah meninggal 8 tahun sebelumnya.

"Beliau dikenal orang yang sederhana, baik hati dan perhatian dengan keluarga. Bahkan, beliau sayang dengan masyarakat sekitar," kata salah satu anggota keluarga, waktu itu.

Di Pekalongan, justru ada jasad yang dikubur lebih dari 30 tahun ternyata masih utuh. Bahkan kain kafan dan talinya tak rapuh. Peristiwa langka ini menggegerkan warga sekitar Pemakaman Umum Kompleks Masjid Al Husein, Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, pada bulan Mei 2010. Sayangnya, warga tidak mengetahui nama dan ahli waris dari jenazah tersebut.

Masih banyak kejadian orang meninggal puluhan tahun tetapi jasadnya masih utuh. Sama seperti Gus Dur, mereka adalah orang-orang yang selama hidupnya berlaku baik dan beribadah kepada Allah SWT. (mad)